Lady Won mengatakan kepada Ah-ra bahwa dia cukup untuk mendapatkan pesona magis, tapi Ah-ra ingin tahu apa hubungan Lady Won dengan Ma-ri. Lady Won memberikan jawaban yang samar-samar, tapi Ah-ra terlalu senang mendapatkan pesona hingga tidak mengajukan pertanyaan lagi.
Perkelahian Shi-hoo di rumah judi lagi, dan kali ini Jae-hee, tangan kanan Lady Won, ada di sana untuk melihat dia. Dia samar mengatakan kepada vampir yang menjalankan tempat itu agar menangkapkan ikan untuknya, dan vampir mengundang pemuda bangsawan muda ke ruang pribadi.
Pria itu dihujani dengan makanan, minuman, dan wanita, sampai ia terlalu mabuk untuk tetap sadar. Jae-hee dan Lady Won, dengan vampir mereka, datang secara diam-diam untuk memiliki sebuah pesta. Keesokan harinya tubuh pemuda ini ditemukan kehabisan darah, dengan luka tusukan di banyak tempat. Dan o ow, dia adik laki-laki Ratu.
Ma-ri duduk di atas batu dan memainkan serulingnya, dimana Jae-min menemukan dia. Ma-ri bersiap untuk pergi tanpa sepatah katapun ketika Jae-min bertanya apakah dia terluka oleh kata-katanya. Tapi kemudian ia mengacaukannya dengan menyalahkan dia karena berubah-ubah. Ketika Ma-ri mengatakan bahwa itu hanya apa yang dia sendiri pikirkan dan bukan apa yang orang lain pikirkan.
Ma-ri menegaskan bahwa ia bersungguh-sungguh dengan setiap kata yang dia katakan, tapi masih merasa sakit ketika Jae-min menyebutnya anjing dan babi. Malam itu baik Ma-ri maupun Jae-min tidak bisa tidur, dan mereka berdua duduk di luar menatap bintang-bintang.
Semua yang Ma-ri ingat adalah saat-saat bahagia dengan Jae-min, sehingga dia hampir tidak menyadari itu benar-benar Jae-min ketika dia muncul di rumahnya. Dia berkata sederhana, “Aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf,” dan itu cukup untuk meyakinkan dan meluluhkan dia untuk berbicara dengan Jae-min lagi.
Mereka pergi ke batu di hutan di mana dia akhirnya memberitahu Jae-min namanya, dan Jae-min bilang itu nama sangat mewah untuk rakyat biasa dan menyebutkan orang-orang terkenal yang bernama Ma-ri. Kemudian ia mengacaukan lagi dengan mengira Ma-ri bahkan tidak bisa membaca. Ya ampyun, berhenti bicara saja, deh.
Jae-min akhirnya berhenti tentang hal itu, dan hanya mengatakan dia tidak bisa melihat bintang siang hari saat ini. Ma-ri
mengatakan kepadanya angin, pohon, dan sinar matahari harus tepat, sehingga Jae-min harus menunggu saat yang tepat. Dia hanya dapat melihat mereka jika Jae-min bersabar, dan tetap diam.
Jae-min membawa sebuah pepatah lama yang pada dasarnya mengatakan, “Meskipun Anda telah melihat itu, Anda belum melihat itu. Meskipun Anda telah mendengar hal itu, Anda belum pernah mendengar hal itu.” Jae-min mengatakan ini mengingatkannya pada pepatah itu, karena dia berada di hutan ini berkali-kali, tapi itu tidak pernah menyentuh hatinya sebelumnya. Dia terkesan bahwa, meskipun dia membaca banyak buku, Ma-ri tampaknya memahami ajaran mereka lebih baik dari dia. HA, sekarang ada pujian yang baik.
Jae-min tidak memiliki banyak nafsu makan saat makan malam, membiarkan Shi-hoo menghabiskan segalanya. Dia terlalu sibuk memikirkan keraguan Ma-ri ketika ia menyebutkan makanan, yang ia disalahartikan sebagai Jae-min tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan.
Jae-min pulang dengan tas untuk mengambil beras untuk Ma-ri, membenarkan hal itu dengan peribahasa lain tentang berbagi dengan tetangga Anda. Dia tertangkap basah oleh Lady Yang-pyong, yang menawarkan untuk membuat dia camilan, tapi dia buru-buru keluar dari ruangan tampak benar-benar bersalah. Beberapa beras berceceran di lantai saat dia pergi, dan Lady Yang-pyong tampak khawatir.
Jae-min sangat bangga mempersembahkan beras untuk Ma-ri, dan membuat penekanan mengatakan bahwa dia akan membaca buku-bukunya di atas batu ini mulai sekarang. Karena cahayanya bagus di sini, kau tahu. Dan jika dia membaca di sini, dia perlu nasi untuk makan. Hanya alasan.
Ma-ri mengerti petunjuk yang diberikan Jae-min, tapi ada masalah – dia tidak pernah memasak sebelumnya. Temannya mengajarkan dia cara memasak nasi, mengajarinya tentang garam dan bagaimana cara mengetahui kalau sudah siap dengan mencium bau nasi. Whoa, dia memasukkan BANYAK garam di nasi yang dia masak.
Jae-min terkejut bahwa Ma-ri menggunakan semua beras pemberiannya, tapi ketika Ma-ri melihatnya dengan ekspresi tidak terima, Jae-min berhenti rewel padanya. Dia membuat gigitan besar nasi, dan HAHA, sepertinya itu pasti terlalu asin. Dia menahan diri dan menyatakan itu lezat, dan dipaksa untuk makan semuanya. Sebagai gantinya, dia mendapat senyum manis dari Ma-ri.
Jae-min bahkan tidak bisa makan malam karena dia masih berusaha untuk membasuh semua garam itu dengan air, dan tiba-tiba ia menyadari mengapa Ma-ri memasukkan begitu banyak garam dalam beras. Dia benar-benar mulai menangis karena berpikir bahwa Ma-ri harus membuatnya asin, sehingga Ma-ri bisa makan lebih sedikit dan banyak minum air. Hee.
Tapi Lady Yang-pyong mengikuti Jae-min dan melihat pertukaran dengan Ma-ri, dan dia pergi ke orang tua Ma-ri malam itu dengan keprihatinannya. Orang-orang dewasa prihatin tentang keterikatan mereka yang mulai tumbuh, karena Jae-min dijanjikan akan menikah bulan depan. Ketika melangkah keluar, mereka menemukan bahwa Ma-ri mendengar tentang pernikahan Jae-min.
Dia berlari ke sungai untuk berpikir sendiri, bingung telah kehilangan cinta bahkan sebelum dia mengalaminya. Ayah
mengawasi putrinya dengan sedih dari kejauhan. [Sinopsis Drama Korea Orange Marmalade Selanjutnya]
Leave a Reply