SEJARAH HANBOK KHAS KOREA

Jika anda pengagum negeri gingseng, Korea Selatan, anda tentunya mengenal Hanbok (Korea Selatan) atau Chosŏn-ot (Korea Utara). Nah kali ini kami akan memberikan ulasan lengkap mengenai Sejarah Hanbok khas Korea. Hanbok sendiri adalah pakaian tradisional masyarakat Korea. Pada umumnya Hanbok memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti “pakaian orang Korea”, hanbok pada saat ini mengacu pada “pakaian gaya Dinasti Joseon” yang biasa dipakai secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional.

Nah mungkin anda mengenal Hanbok melalui drama Korea bertema kerajaan yang sering anda tonton. Karena memang pakaian ini umumnya dipakai oleh orang-orang kerajaan. Pakaian tradisional ini memiliki bentuk yang uni dan terkesan menarik. Apalagi jika dilengkapi dengan aksesoris yang semakin menambah kecantikan dari pakaian tersebut.

Nah Sejarah Hanbok khas Korea sendiri dipengaruhi dari tiga kerajaan yang ada di Korea. Hal ini bisa dilihat dari lukisan pada situs makam Goguryeo yang menunjukkan gambar laki-laki dan wanita yang pada saat itu memakai celana panjang yang ketat dan baju yang berukuran sepinggang. Dan rangkaian pakaian yang seperti itu memang hingga kini masih dikenal dan diterapkan.

SEJARAH HANBOK KHAS KOREA (1)

Kemudian pada akhir masa Tiga Kerajaan, mulai sedikit terjadi perubahan. Untuk wanita dari kalangan bangsawan mulai memakai rok berukuran panjang dan baju seukuran pinggang yang diikat di pinggang dengan celana panjang yang tidak ketat, serta memakai jubah seukuran pinggang dan diikatkan di pinggang.

Dan pada masa ini pula Sejarah Hanbok khas Korea yang memakai bahan sutra dari Tiongkok (Dinasti Tang) mulai digunakan. Yang memakai tentu saja para anggota keluarga kerajaan dan juga pegawai kerajaan. Untuk pakaian tradisional para pegawai kerajaan disebut Gwanbok.

Berikutnya Sejarah Hanbok khas Korea juga melalui periode Goryeo. Saat Dinasti Goryeo (918–1392) menandatangani perjanjian damai dengan Kerajaan Mongol, raja Goryeo menikahi ratu Mongol dan pakaian pegawai kerajaan pada masa itu akhirnya mengikuti gaya Mongol. Dan perubahan bentuk pakaian ini pun mulai kemabli terjadi, seperti rok (chima) jadi sedikit lebih pendek. Sedangkan Jeogori (baju untuk tubuh bagian atas) diikat ke bagian dada dengan pita lebar, sedangkan lengan bajunya didesain agak ramping.

Perkembangan juga terjadi pada masa Dinasti Jeseon. Pada masa ini jeogori wanita secara perlahan menjadi ketat dan diperpendek. Pada abad ke-16, terjadi perubahan kembali pada Hanbok yaitu jeogori menjadi agak menggelembung dan panjangnya mencapai di bawah pinggang. Namun pada akhir abad ke-19, Daewon-gun memperkenalkan Magoja, jaket bergaya Manchu yang sering dipakai hingga saat ini. Chima pada masa akhir Joseon dibuat panjang dan jeogori menjadi pendek dan ketat. Heoritti atau heorimari yang terbuat dari kain linen difungsikan sebagai korset karena begitu pendeknya jeogori.