Di istana, seorang pangeran mahkota muda dikelilingi oleh para stafnya dan mengenakan jubah naga biru yang agung. Dia duduk membaca buku dengan sikap tenang berwibawa… Namun sesaat kemudian mulutnya menyeringai dan dia melirik kanan-kiri seperti takut ketahuan orang lain. Ha, apakah kamu membaca sesuatu yang nakal?
Ini adalah YI YEONG, juga dikenal sebagai Putra Mahkota HYOMYEONG (diperankan oleh Park Bo-gum); dia adalah putra Raja Sunjo dan cucu dari Raja Jeongjo, yang menempatkan kita pada akhir masa Joseon tahun 1820-an. Ketika Yeong melemparkan buku itu, kita melihat judulnya “Kehidupan Cinta yang Tidak Diketahui di Joseon” – oleh penulis Hong Sam-nom.
Penulis itu juga dikenal sebagai seorang penasehat cinta terkenal yang memiliki nama asli HONG RA-ON (diperankan oleh Kim Yoo-jung), yang kebetulan seorang wanita yang mengaku sebagai seorang laki-laki. Dia saat ini mengenakan pakaian laki-laki saat ia menerima seorang pengunjung yang gugup meminta saran “untuk teman.” Aw, itu Cha Tae-hyun!
Cha Tae Hyu duduk dengan lampu kotak berwarna merah dan hijau di meja di depannya. Ra-on segera mengenali gejala “teman” sebagai penyakit cinta, dan dalam kegembiraannya, si pria secara tidak sengaja menyalakan lampu merah. Tebakan Ra-on benar bahwa semua teman-temannya telah memperingatkan dia untuk melawan cinta tidak mungkinnya, tapi Ra-On menyalakan lampu hijau (heh!) Dan menyarankan dia untuk memiliki keberanian dan mengaku. Cha Tae Hyu jadi semangat dengan dorongan tersebut.
Ra-on kemudian mengamati ketika Cha Tae Hyu mencoba untuk berbicara dengan orang yang dia taksir. Cha Tae Hyu adalah seorang budak dan wanita itu adalah wanita muda yang lahir dalam keluarg terpandang (cameo oleh Jo Yeo-jung), dan wanita ini bahkan tidak akan meliriiknya. Jadi Ra-on menyarankan Cha Tae Hyu untuk menjauh selama sepuluh hari untuk membuat wanita itu bertanya-tanya, dan Cha Tae Hyu mematuhi itu.
Setelah hari kesepuluh, Cha Tae Hyu muncul dan diam-diam melintasi saat wanita itu ada di jalan. Sebuah cabang pohon tumbang ke arah wanita, dan Cha Tae Hyu berlari ke depan untuk menyelamatkannya. Wanita itu menunjukkan sedikit emosi ketika melihat Cha Tae Hyu terluka karena menyelamatkannya, tapi dengan dingin memerintahkan Cha Tae Hyu untuk tidak melakukan hal seperti ini lagi. Cha Tae Hyu menegaskan bahwa ia akan terus menyelamatkannya dari semua bahaya di masa depan.
Plak! Dia menampar Cha Tae Hyu yang terkejut. Tapi kemudian si wanita berlinang air mata dan bertanya sedih, “kemana kau menghilang selama sepuluh hari?” Wanita itu mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Cha Tae Hyu yang terluka, dan kemudian Cha Tae Hyu memeluknya dengan bahagia. Dan ketika Cha Tae Hyu melihat ke atas melalui bahu wanita itu, Ra-on melambaikan tangan padanya dari atas pohon, tangannya memegang kapak. Oooh jadiiii… Hahaha.
Ha, melihat judul lain yang ditulis oleh Ra-on (Hong Sam-nom) mengungkapkan “Pelajar Dari Mars, Wanita dari Venus” sebelum kita mendarat di “Moonlight Drawn By Clouds.” Hari ini kita berada di Bab 1: “Moonlight Drawn By Clouds: Moonlight Fate.”
Di istana, para pembantu berkumpul ngerumpi di sekitar pintu Yeong, dan tampaknya mereka biasa untuk terus-menerus khawatir tentang pangeran mereka, yang membuat mereka kehabisan akal.
Beberapa saat kemudian, sang raja berjalan menuju paviliun, mengabaikan para pengawal pangeran, Kasim Jang, dan berhenti untuk menyambut perdana menteri. Laki-laki dan pengiring mereka berhenti untuk mengamati pangeran Yeong, yang sibuk dalam pelajaran dengan gurunya.
Raja tersenyum bangga menyaksikan Yeong menjawab gurunya dengan sok tahu, fasih berbahasa klasik yang mengajarkan pengendalian diri, sederhana, belajar, dan pengembangan diri. Perdana menteri tampak terkejut, dan memaksa senyum.
Kemudian, hembusan angin menerbangkan lembar kertas di atas meja, dan menteri menangkap itu. Saat ia membacakan, senyum beralih menjadi kerutan kening saat pangeran dan guru saling melirik dengan gelisah. HAHA, bukan materi pelajaran yang layak, sang pangeran telah menulis semua kata-katanya (termasuk balasan percakapan dengan gurunya) sebagai sebuah naskah.
Yeong membuat upaya terakhir untuk menjaga aktingnya sebelum akhirnya menyerah melakukan tipu muslihat. Dia dan guru gugup untuk menghadapi raja, yang hanya membuat keadaan menjadi lebih buruk ketika jubah yang buru-buru dikenakan Yeong terbang dan jambul-nya goyah.
Raja meremas naskah dan terlihat tampak marah kepada “si bodoh itu” sebelum meledak marah. Perdana menteri menyeringai dan berjalan pergi.
Yeong mendesah setelah mereka pergi, menegur gurunya karena mengajari dia sesat, mengatakan dengan sedih bahwa itu adalah kesalahan guru untuk berpura-pura mengajarinya daripada mengajarinya dengan benar. Guru segera berlutut sambil meminta maaf, dan kemudian Yeong menyeringai, mengatakan ia hanya menggoda gurunya.
Melipat kertasnya jadi bentuk pesawat, ia mengatakan itu adalah kesalahan angin. Gurunya melongo melihat kertas terbang aneh, dan Yeong lalu menyebut itu dan di sana: pesawat.
Kita beralih ke jalan-jalan kota, dimana Ra-on / Sam-nom sedag berjalan-jalan, dengan penuh keyakinan, sampai ia melihat trio preman menuju ke arahnya. Dia membeku, kemudian dengan cepat kabur dari pandangan mereka, berusaha untuk tidak menarik perhatian.
Ketika dia mendongak, dia melihat sebuah kertas pengumuman tentang pendaftaran kasim baru, dan melihat bayar yang akan didapat – cukup untuk membayar utang dan memiliki sisi uang.
Utangnya sebagian besar karena ayahnya yang sakit, yang menggerutu mengingatkan Ra-on bahwa mereka hampir tidak punya uang untuk makanan, apalagi obatnya. Selain itu, dia bukan ayah darahnya, dan ayah mengingatkan dia akan tujuannya mendapatkan uang yaitu untuk menemukan ibunya yang hilang dan kemudian pergi. [Sinopsis Selanjutnya]
Leave a Reply