Seorang profesor marah kepada Jae-min, menuntut untuk mengetahui di mana Shi-hoo akhir-akhir ini. Ada rumor bahwa dia sudah keluar di malam hari, dan memerintahkan Jae-min untuk membawa Shi-hoo kepadanya keesokan harinya. Jadi Jae-min pergi mencari tempat persembunyian Shi-hoo, yang diduga di hutan. Dia mendengar suara menghantui, dan musik menarik dia ke rawa dimana ia melihat Ma-ri memainkan seruling bambu, dan Jae-min terdiam oleh kecantikan Ma-ri.
Jae-min tersadar ketika ia menginjak ranting dan Ma-ri terkejut bahwa ada laki-laki di sana, Jae-min berbalik dan melarikan diri. Dia memaki dirinya sendiri karena membiarkan pikirannya kacau oleh seorang wanita, tapi ia ragu-ragu sesaat – cukup lama hingga seekor ular berbisa menyerang kakinya.
Jae-min bekerja cepat, mengiris gigitan terbuka dengan pisau dan mendorong darah keluar, tapi bengkak kakinya pada tingkat yang menakutkan dan pandangannya mulai kabur. Untungnya Ma-ri menemukan dia, dan dia menggunakan salah satu dari alang-alangnya untuk menusuk dan mulai menghisap darah keluar.
Meskipun berniat baik mengobati Jae-min, namun Ma-ri tergoda dengan manisnya darah Jae-min, dan matanya bersinar ungu dan taringnya pun keluar. Dia membungkuk untuk minum, tapi Shi-hoo tiba tepat pada waktunya dan Ma-ri berlari ketakutan. Jae-min terengah-engah berkata sebelum kehilangan kesadaran, “Jangan pergi. Siapa namamu?”
Ma-ri mencuci mulutnya di sungai beberapa kali, mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia mungkin dalam klan vampir, tapi dia bukan vampir. Dia menegaskan kembali sumpahnya untuk tidak minum darah manusia.
Shi-hoo membawa Jae-min ke dokter untuk menyelamatkan hidupnya, dan Shi-hoo dibawa ke samping oleh profesor untuk berbicara dengannya tentang kejadian malam itu. Dia tidak menyangkal hal itu, tetapi profesor mengatakan bahwa sebuah permintaan telah diajukan kepadanya dan tidak akan ada hukuman kali ini. Shi-hoo bertanya apakah itu adil bahwa pengecualian dapat dibuat hanya karena siapa ayah siswa. Dia bersikeras minta hukuman.
Shi-hoo kembali untuk melihat Jae-min, mengatakan kepadanya bahwa dia akan baik-baik saja karena racun dikeluarkan tepat waktu. Dia memperingatkan Jae-min untuk tidak makan daging saat makan malam pada hari tertentu, namun menolak untuk mengatakan alasannya.
Pada hari tersebut, para siswa gila atas daging yang sangat langka dalam menu diet mereka, tetapi kemudian menyesal ketika mereka semua berakhir dengan sakit perut. Keadaan menjadi lebih buruk ketika salah satu pintu kamar mandi rusak, dan anak-anak panik akhirnya berlari ke hutan.
Meskipun kakinya belum sembuh total, Jae-min dipaksa untuk pergi keluar dengan beberapa siswa yang tidak sakit, untuk menyelidiki sumber daging yang buruk. Pemimpin kelompok mencela terhadap siswa yang kenyang pada daging yang buruk, mengatakan sekolah tidak harus mengakui pelajar yang menjadi rakus pada makanan sekolah.
Mereka mengatakan kepada ayah Ma-ri, tukang daging, yang menjual daging buruk ke sekolah. Ayah Ma-ri bersumpah dia tidak bersalah, karena beberapa daging yang sama dijual ke sebuah rumah petinggi dan tidak ada yang sakit. Jae-min bersedia untuk memeriksa cerita, tapi pemimpin pelajar terlalu berprasangka untuk mendengarkan dan memerintahkan Ayah Ma-ri untuk dibawa.
Selama perjalanan pulang Ma-ri, Jae-min terhuyung melihat bahwa gadis dari hutan terkait dengan orang yang sedang mereka tangkap. Prasangkanya sendiri muncul ketika Jae-min marah bahwa Ma-ri dari keluarga tukang daging, yang dianggap paling rendah dari pegawai di era ini. Kembali ke kamarnya, Jae-min berkata pada dirinya sendiri bahwa ia tahu Ma-ri bukan seorang wanita mulia, tapi … dia tergetar oleh rasa dalam dirinya. Beraninya seorang tukang daging yang rendah membuatnya merasa seperti ini?
Ayah Ma-ri dijatuhi hukuman sepuluh hari, dan keluarganya tahu bahwa jika dia tidak mendapatkan darah dan minuman perlindungan matahari, ia akan mati jauh sebelum itu. Klannya mencoba untuk datang dengan sebuah rencana untuk membebaskan ayah Ma-Ri, tapi Ibu Ma-ri bilang dia akan menanganinya sendiri.
Shi-hoo akhirnya pulang, terlihat seperti kucing yang makan krim, dan Jae-min marah memberitahu tentang situasi yang Shi-Hoo ciptakan. Shi-hoo mengatakan bahwa ia mencampur makanan dengan bumbu yang dapat membuat buang air besar, mengatakan itu baik bagi siswa untuk membersihkan perut mereka. Jae-min sangat marah, berteriak bahwa orang yang tidak bersalah dihukum atas perbuatan Shi-hoo.
Jae-min membiarkan Shi-hoo pergi ketika ia melihat memar di tulang selangka yang tidak disembuhkan, tapi Shi-hoo mengabaikan pertanyaan Jae-min. Jae-min mengatakan kepadanya untuk beristirahat dan fokus belajar untuk ujian pemerintah, tapi Shi-hoo tidak berniat sama sekali. Shi-hoo mengatakan dengan sedih bahwa dia akan lolos tidaj perduli apa pun jika Shi-hoo mengikuti ujian, karena ayahnya, dan hidupnya tidak akan pernah dimilikinya.
Ma-ri memutuskan untuk menangani masalah dengan tangannya sendiri, Ma-ri menyelinapkan sebotol minuman perlindungan matahari untuk ayahnya. Itu cukup berani, mengingat bahwa dia harus berjalan melewati penjaga yang tidur. Dia mulai memberi ayahnya minuman, tetapi seekor gagak membangunkan penjaga, dan dia terdorong ke tanah.
Syukurlah, Jae-min tiba, dan ia memerintahkan orang yang tidak bersalah dibebaskan. Tapi dia tidak memiliki kewenangan itu, jadi Jae-min mengubah taktik dan mengaku telah mencemari makanannya sendiri. Ma-ri melihat Jae-min dan berpikir dia berbohong, tapi Ma-ri berjalan pergi tanpa mengatakan sepatah kata kepada Jae-min.
Jae-min pergi menemui sang profesor untuk menghukumnya, tapi Shi-hoo berlutut di luar tempat tinggal para profesor, membuat pengakuan sendiri. Dia memohon untuk diusir, berharap dibebaskan dari batasan kehidupan ilmiah ini. Jae-min juga diskors selama dua bulan, sebagai hukuman karena berbohong.
Meskipun Jae-min masih marah dengan Shi-hoo, Shi-hoo ikut pulang juga, seperti anak anjing yang setia. Ibu Jae-min adalah pembantu rumah tangga di waktu ini, Lady Yang-pyong, dan Jae-min mengatakan kepadanya untuk menyingkirkan Shi-hoo. Tapi dia tahu anaknya dengan baik, dan Ibu Jae-min membiarkan dia masuk ke dalam dan tinggal, dan tidak memberitahu keluarganya.
Ayah Jae-min bertemu dengan seorang rekan, yang putrinya bernama Ah-ra mengesankan dia dengan sikap sempurnanya. Mereka membahas pernikahan antara Ah-ra dan Jae-min, dan masalah ini diselesaikan dengan mudah.
Leave a Reply