PERKEMBANGAN ISLAM DI KOREA SELATAN

Sebagai agama minoritas tentu saja Perkembangan Islam di Korea Selatan tidak semudah yang dipikirkan. Bagaimana tidak, bisa anda bayangkan betapa sulitnya menjadi seorang muslim dan muslimah yang berada ditengah-tengah banyaknya penganut agama lain. Tak hanya soal perbedaan diantara mereka, namun juga banyak hal lain yang membuatnya terasa sulit. Sebagai contoh, adzan adalah pertanda datangnya waktu shalat, namun di negara minoritas Islam seperti Korea Selatan, tentunya tak mudah untuk menemukan masjid atau adzan yang berkumandang. Jadi umat muslim harus bisemperkirakan sendiri kapan waktunya shalat datang.

Untuk jumlah penduduk yang beragama muslim di Korsel hanya sekitar 40 ribu saja ditambah 100 ribu muslim pendatang. Jumlah tersebut tentu saja sangat kecil apabila membandingkan jumlah penduduk Korea yang mencapai 40 juta jiwa. Terlebih lagi banyak budaya Korea yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, membuat pendakwah harus bekerja dengan ekstra.

Perkembangan Islam di Korea Selatan dimulai sejak abad ke-7. Hal itu dimulai dari pertalian sejarah antara muslim Arab dengan orang Korea. Ketika bangsa Arab Muslim sering berdagang ke wilayah Cina, saat itu pula, pedagang Arab mengunjungi Korea yang saat itu dikuasai oleh Dinasti Shilla. Meski tak terlihat bukti adanya kegiatan yang bersifat religius, namun hubungan dagang antar muslim Arab dengan Dinasti Shilla berlangsung cukup baik.

Kemudian Abad ke-11 Perkembangan Islam di Korea Selatan semakin berlanjut. Dinasti Koryo mula intensif melakukan hubungan dagang dengan Arab muslim. Pada saat itu memang Raja Koryo memberi keleluasaan bagi para pedagang muslim itu untuk tinggal di Korea. Bahkan tak hanya itu, kala itu pedangang muslim pun diberi izin untuk mendirikan masjid yang disebut Ye-Kung dan para imamnya disebut Doro.

Akan tetapi, di masa Dinasti Chosun, muslim Korea mengalami kesulitan karena dinasti tersebut menolak heterogenitas dan budaya yang berbeda dan memutuskan untuk menutup diri dari asimilasi budaya luar. perasaan tidak nyaman dan mulai resah. Muslim Korea pun akhirnya secara bertahap melebur ke dalam budaya Korea sehingga sulit ditemui jejak perkembangan Islam di sini.

Perkembangan Islam di Korea Selatan pun kembali muncul setelah beberapa abad. Tentara Muslim Turki melarikan diri dari Revolusi Bolshevik di Rusia ke Korea sekitar tahun 1920. Dan lebih kurang 200 muslim meminta suaka ke Korea. Setelah keberadaan mereka di Korea itu, mereka mulai membentuk satu komunitas Mahall-i Islamiye. Di sana juga mereka mulai menata hidup dan tinggal dengan nyaman sebagai satu masyarakat muslim.

PERKEMBANGAN ISLAM DI KOREA SELATAN (1)